5 Feb 2010

OMELAN

Dalam puncak pencapaian terkadang saya suka berhenti sejenak. Menatap ke belakang, mengumpulkan kembali kepingan-kepingan perjuangan yang membawa saya ke pucak. Kadang menertawakan kelakuan saya. Kadang saya seperti menatap kagum pada diri saya atas keteguhan yang berhadiah kemenangan. Kadang mencemooh diri saya atas kebodohan saya, tangis yang tiba-tiba menjadi konyol, tingkah yang dirasa sangat berlebihan.

Di atas segalanya, ketika sudah di puncak segala lelah, marah, putus asa, sedih, kesal seperti menguap dalam sekejap. Semua perjalanan panjang seperti hanya terjadi satu malam, kalimat “ gua nggak akan mau ngulangin ini lagi” seperti terpental begitu saja. Kita tiba-tiba merasa menjadi jagoan dan tak gentar untuk kembali bertarung dan mengulangi kembali setiap penderitaan yang dulu kita umpah dan maki.

Sekarang saya ada dalam perjalanan melelahkanitu. Saya ingin menuliskan kekesalan itu dan membiarkan diri saya di masa depan yang sudah berdiri dengan senyum kemenangan berkomentar.

“Gua lagi pusing sama skripsi yang nggak ada bener-benernya ini. Masalah topic semester lalu yang mental, udah bias gua laluin. Sekarang gua udah ada di tahap membangun topic baru gua untuk bsia menjadi sebuah skripsi. Tapi setiap gua lagi on fire selalu ada aja pemadan apinya dan membuat gua jadi down. Gua sebel kenapa tiba-tiba jadi nggak tahu apa dulu yang harus dilakuin. Jadi sebel karena gua susah banget dapet ijin penelitian di RS. Kesel karena hrus muter2 di RSCM berjam-jam keliling di satu banguan yang abru pertama kali gua datengin dan nggak tahu harus ngapain juga kemana. Kesel karena akhirnya gua harus kesana lagi. Kesel karena RS yang jadi harapan gua malah membunuh harapan gua sendiri. Kesel karena semua rencana yang udah gua siapin meleset. Terkhai rgua takut harapan gua tak tercapai”

So saya ingin tahu apa komentar diri saya beberapa bulan kedepan.