1 Mei 2009

STOP MENJADI PENULIS MALAS!!!

Beberapa hari yang lalu saya membuka blog seorang dosen saya. Kebetulan saya kuliah Fakultas Hukum Univeristas Indonesia. Di dalam salah satu postingannya, dosen saya itu mengkritik habis adegan sebuah sinetron yang sedang laris manis di salah satu stasiun TV. Sebagai seorang Sarjana hukum beliau tentu tahu dengan baik, bagaimana seharusnya proses peradilan berjalan di sebuah pengadilan. Sangat di sayangkan dalam postingan dosen saya itu beliau menemukan begitu banyak kejanggalan yang tidak mungkin terjadi dalam proses peradilan. Harus diketahui bahwa proses berjalannya peradilan sudah di atur dalam Kitab Undang-Undang tersendiri sehingga penulis tidak bisa mengarang bebas jalannya persidangan itu.

Bagi saya hal ini sangatlah berbahaya jika tidak mendapat perhatian. Seperti kita tahu bahwa tayangan sinetron di negara ini peminatnya lebih banyak daripada acara berita. Oleh karena itu sinetron bisa jadi salah satu alat menanamkan kebenaran dalam pandangan masyarakat kita. Mungkin untuk beberapa orang yang mengerti dan tahu bisa menertawakan saja kelalaian penulis. Tapi bagaimana untuk orang yang awam hukum? Mereka akan percaya dan akan menjadi pengetahuan baru bagi mereka. Dan betapa fatalnya menanamkan sebuah hal yang salah kepada masyarakat banyak.

Lebih memprihatinkan untuk saya ketika hal itu tidak terjadi pada satu persoalan saja banyak hal-hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan seperti hukum, kedokteran, dan lainnya yang tidak diteliti mendalam oleh penulis dan dikarang menjadi sebuah ilmu baru yang menyesatkan dan kacau balau. Akan banyak orang yang menertawakan, mengumpat dan yang tersesat. Lalu apa makna dari sinetron kalau begitu? Apa fungsi badan sensor? Hanya untuk menyortir adegan mesum kan? Apa bedanya adegan mesum dengan “ilmu pengetahuan baru yang dibuat pengarang”? Toh semuanya sama-sama menyesatkan.

Harusnya ini jadi perhatian kita semua. Jangan sampai hal seperti ini jadi kebiasaan kita. Malas mencari, membaca, meneliti lalu membuat teori sendiri. Penulis harus banyak tahu tentang apa yang diceritakannya, bukan berati penulis fiksi bisa mereka semua keadaan dalam tulisannya. Haruslah ilmu pengetahuan yang ada tetap dipegang supaya apa yang ditulis bisa dinikmati dan menjadi pembelajaran juga pengetahun baru bagi penontonnya. Maka, bagi penulis mari membaca, mencari dan meneliti sebelum menulis. STOP JADI PENULIS MALAS!!!

Tidak ada komentar: