24 Sep 2008

Menghakimi,,,

Saya baru aja slese baca blognya dewi lestari,,
Saya nggak sangka kalo isu percerainnya sama Marcel sampe bisa membuat blognya ramai sekali dibanjiri dengan komen yang menghakimi,menasehati,menyalahakn,mendukung,,ratusan lho jumlahnya,,

Yang terpikir dalam otak saya ketika scr cepat membaca komen2 itu adalah betapa berat menerima penghakiman orang ketika kita memutuskan sesuatu,,
Lalu sekarang saya mulai bertanya dalam hati apa yg saya inginkan dari orang-orang ketika saya membuat satu keputusan yang tidak populer dan sedikit melenceng dari definisi keputusan yang "baik"?

Mungkin saya ingin mereka tahu benar-benar apa yg saya rasakan, sudah saya alami, semuanya sehingga mereka bisa benar-benar bisa memberi nasehat yang paling baik dan benar dan keputusan mereka akan menjadi keputusan saya juga.

Tapi kan yang tahu benar perasaan saya dan apa yang sudah saya alami juga keadaan saya, hanyalah saya sendiri..jadi tidak ada keputusan mereka yang mutlak benar,,hanya saya yg paling tahu apa yg paling baik untuk saya,,Tapi saya tidak menyangkal bahwa kebenran2 dari omongan2 orang yang tidak mutlak itu haruslah didengarkan juga, toh tetap ada kebenaran di sana yang harus menjadi bahan pertimbangan untuk kita mengambil keputusan,,
Lalu saya mulai mengevaluasi diri saya sendiri. Teman2 saya pernah mengambil keputusan yang jauh di luar jangkauan akal sehat saya, sehingga ketika keputusan teman saya itu saya bicarakan dengan teman yang lain,,kalimat yang paling pertama dan sering keluar adalah,,"Astaga, gua nggak ngerti deh.,bla,,bla,,bla" lalu membahas lebih jauh betapa sudah jelasnya kesalahn dari keputusan itu.

Dan saya sadar, saya lupa. Saran dari saya tidaklah bisa mutlak benar untuk teman saya itu. Saya tidak tahu setiap detail yang pernah terjadi dalam kehidupannya yang menjadikannya seperti sekarang ini dan membuatnya mengambil keputusan yang "tidak keren itu",,

Saya memang tetap harus memberikan masukan toh saya, masukan saya ada nilai kebenaran yg harus dipertimbangkan. Tapi tugas dialah mengolah semua masukan yang diterimanya untuk dia jadikan keputusan dalam hidupnya,,

MAsalah dia benar atau salah itu juga tidak pernah mutlak..Kadang awal terlihat benar tapi memang salah dan sebaliknya,,Dan ketika dia salah toh semua orang belajar dari kesalahnnya,,Dan kita pun belajar dari kesalahannya jadi berterima kasihlah kerna dia mengajari kita sebelum kita sendiri yg berbuat salah,,

KAlau saya ditanya lagi apa yg saya inginkan dari orang lain ketika saya melakukan keputusan yang diluar nilai yg orang anggap "baik"?
Nasehati saya secukupnya dan diamlah lalu biarkan saya belajar dari apapun hasil keputusan saya itu..Dan kalau dalam kasus ini anda teman saya tolong dalam keadaan apapun jangan katakan "Apa gua bilang,,,". ITu akan sangat,,sangat,,menyakitkan,,Dan semoga kata itu juga tidak pernah keluar dari mulut saya,,I really hope!!!

Semoga sayapun bisa teruuuus,,,teruuuuus belajar untuk memberi masukan dengan tulus hati dan berheeeentiiii menghakimi( yg ternyata sulit),,dan membiarkan kita semua belajar dari kesalahan kamu, saya dan kita,,

Tidak ada komentar: